Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur

Laporan Utama

P2MPP Bantu
Pengusaha Kecil di Pesisir

Jika Anda ke Jakarta atau ke Semarang melalui jalur utara, pastilah melewati Desa Gadon, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Maklum, di Kabupaten Tuban, desa ini termasuk salah satu jalur vital transportasi Surabaya-Jakarta. Karena itu tidak heran, setiap hari desa ini dilewati ratusan kendaraan, baik kecil maupun kendaraan berat. Balai Desa Gadon yang berada tepat di pinggir jalan pun bising oleh deru kendaraan. Selain merupakan jalur vital Surabaya – Jakarta, desa ini juga dikenal sebagai desa nelayan. Berada tepat di pinggir laut utara, membuat sebagian besar warganya menggantungkan hidupnya dari laut. Selain sebagai nelayan, banyak juga penduduknya yang memanfaatkan hasil laut untuk produk makanan olahan, seperti terasi, kerupuk ikan,trengginang dan petis. Umumnya, industri kecil makanan olahan ini dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga. Menariknya, industri kecil tersebut juga menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, terutama dari Desa Gadon sendiri. Dengan demikian, meski skalanya kecil, namun cukup membantu menopang perekonomian di wilayah setempat. Industri-industri kecil tersebut berada di Dusun Mampon dan Dusun Gadon. Industri kecil tersebut, kata Aminatun, Kepala Desa Gadon, sudah ada sejak lama. Bahkan jumlah pelaku industri kecil tersebut semakin bertambah. “Mulanya ya inisiatif sendiri, lalu berkembang dan menambah tenaga kerja,” kata wanita usia 42 tahun yang terpilih menjadi Kades Gadon tahun 2007 ini. Industri kecil tersebut dibagi dalam kelompok-kelompok, yaitu industri krupuk terdiri atas dua kelompok dan rengginang empat kelompok.  Sedangkan industri pembuatan terasi terbilang mayoritas. Sejauh ini UKM di Desa Gadon tidak pernah kesulitan bahan baku. Hasil laut melimpah. Paling-paling yang menjadi kendala adalah musim penghujan karena tidak bisa menjemur. Sedangkan soal pemasaran, lancar-lancar saja, sebab rata-rata pengepul datang langsung ke pelaku usaha.  Melihat potensi ekonomi desa yang besar itu, pada tahun 2010 desa dengan jumlah penduduk 1.501 jiwa (459 KK) ini menerima Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai (P2MPP). Dana yang diterima sebesar Rp 90.000.000 dari Provinsi Jawa Timur dan sharing dari Kabupaten Tuban Rp 38.350.000. Dana tersebut dikelola oleh UPKu Maju Bersama. Menurut Aminatun, dana tersebut sebagian besar dimanfaatkan untuk modal simpan pinjam, pengembangan usaha dan pelatihan manajemen. Dana tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh pelaku industri kecil di Desa Gadon, sebab dengan dana tersebut mereka tidak kesulitan mencari uang untuk pengembangan modal usahanya. Dikatakan oleh Siti Rohmatun, bendahara UPKu Maju Bersama, modal simpan pinjam tahun 2010 sebesar Rp 46.250.000. Sampai per akhir Januari 2011 modal simpan pinjam tersebut berkembang menjadi Rp 53.690.000. Pinjaman untuk modal usaha dikenakan bunga 1 %. “Sedangkan bagi pengusaha kecil yang tergolong Rumah Tangga Hampir Miskin (RTHM) tidak dikenakan bunga sama sekali atau nol % dan bayar angsurannya pun sesuai kemampuan,” kata Siti Rochmatun. Pengembalian dilakukan setiap bulan selama 10 bulan. Pengusaha kecil termasuk RTHM ini umumnya paling banyak meminjam Rp 500 ribu ke UPKu.  Kelompok ini umumnya melakukan pengeringan ikan dan buruh nelayan. “Kalau musim tidak melaut umumnya mereka kesulitan membayar dan gantinya bayar bulan depannya. Alasannya, wong untuk makan saja tidak ada kok untuk mengangsur,” kata Siti Rochmatun. Anggota UPKu sebanyak 153 orang. Mereka terbagi dalam empat kelompok masyarakat (pokmas). Mayoritas anggota pokmas adalah nelayan, pengusaha kecil dan buruh. Pinjaman juga dilakukan secara kelompok, misalnya pinjaman Rp 9 juta dibagi kepada 9 orang anggota pokmas.Rini Setiawati, salah seorang pengusaha kerupuk  Desa Gadon, mengaku diuntungkan dengan adanya P2MPP. Sebab, dengan adanya simpan pinjam tersebut, dia tidak kesulitan untuk mencari pinjaman. “Saya satu kali pinjam di UPKu, banyaknya Rp 1 juta. Uang itu saya gunakan untuk modal membeli bahan baku,” katanya.Rini Setiawati meneruskan usaha yang dirintis bapaknya, Kasturi. Sebelumnya Kasturi adalah nelayan, tetapi kemudian banting setir membuat kerupuk dengan bahan baku utama hasil laut.  Sekarang Kasturi sehari-hari dibantu lima orang karyawan yang notabene tetangganya sendiri. Dari usaha ini, kalau permintaan sedang bagus, dalam sehari dia bisa menerima penghasilan Rp 200.000.Begitu pula dengan Solihatul Ni’mah, pengusaha trengginang, juga memanfaatkan pinjaman ke UPKu Maju Bersama untuk modal usahanya. Dia pernah meminjam Rp 1 juta ke UPKu untuk membeli bahan baku.”Sebelum  ada UPKu kalau pinjam uang ya ke rentenir, karena itu kami sangat bersyukur dengan adanya UPKu di desa kami,” katanya. Solihatul Ni’mah merintis usahanya tiga tahun lalu. Sekarang, wanita yang nampak energik ini, dibantu lima orang tenaga kerja. Dalam sehari sedikitnya dia menghabiskan 40 kg bahan baku yang terdiri atas beras ketan, bawang dan garam. Trengginangnya beragam rasa, mulai rasa bawang hingga balado. Harga trengginang Rp 4000 per ¼. Adik Solihatul membantu pemasarannya. Pengalaman yang sama juga diakui oleh Sa’diyah, pengusaha terasi di Dusun Mampon. Untuk melancarkan usahanya dia meminjam ke UPKu Maju Bersama Rp 500 ribu. Terasi produksi Sa’diyah dijual Rp 28.000/kg atau ¼-nya seharga Rp 7000. Banyaknya pesanan membuat Sa’diyah kualahan. “Orang-orang belinya langsung ke sini dan sering kehabisan,” ujarnya.Melihat manfaat Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pantai yang besar itu warga Desa Gadon berharap program ini terus dilanjutkan dan ditingkatkan,(res/lik)

Dokumentasi warga Desa Gadon Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban sebagai berikut :

gd_laput1
gd_laput1 gd_laput1
gd_laput2
gd_laput2 gd_laput2
gd_laput3
gd_laput3 gd_laput3
gd_laput4
gd_laput4 gd_laput4

 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.