Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur

Kembang Desa

Dia memandang betapa pentingnya pendidikan bagi warga negara untuk pengembangan kualitas sumberdaya manusia selain sebagai hak yang melekat kepada semua warga negara Indonesia, termasuk bagi masyarakat Desa Tanjung, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.

 

Untuk kepentingan itu,Suci Rahayu Ningsih rela berkorban waktu dan tenaga untuk berjuang dan berkampanye akan pentingnya pendidikan bagi warga Desa Tanjung.

Gerakan pencerahan yang dilakukan wanita kelahiran Malang, 10 Oktober 1963 terbilang sistematis, karena dia juga berani memangkas dan berhadapan dengan budaya yang dilakukan masyarakat setempat agar lebih memandang pendidikan sebagai hal yang perlu diutamakan.

Kebiasaan dan budaya yang dimaksud adalah tradisi kawin muda yang biasa terjadi di Desa Tanjung. ‘’Kawin muda memiliki implikasi sangat luas, bagi ibu dan anak,’’ kata ibu dari Angger Krisna Rahardian dan Prasetya Yudha Wicaksana ini.

Implikasi luas yang dimaksud warga Dusun Mangar ini adalah, saat pernikahan dalam muda dilakukan,keduanya atau salah satu pasangan dipastikan akan meninggalkan sekolah. ‘’Setelah menikah mereka belum tentu bahagia, cara berfikir yang belum matang membuat potensi perceraian tinggi, akhirnya keluarga kacau dan anak terombang ambing dan pendidikannya tidak terurus,’’tambahnya.

Namun dia patut bersyukur berjuangannya bersama ibu-ibu PKK desa Tanjung untuk menyosialisasikan bahaya pernikahan usia dini berhasil. Kampanye-kampanye yang dilakukan melalui forum pertemuan,acara pengajian atau bahkan dari pintu- ke pintu berhasil menekan angka pernikahan di Desa Tanjung. Jika angka pernikahan dini dapat ditekan, secara tidak langsung juga dapat menekan angka perceraian. Karena selama ini pasangan yang memilih cerai itu didominasi pasangan muda.

Peran wanita yang juga seorang staf guru di SMP Negeri Pajarakan ini tidak sampai di situ. Dia juga tercatat sebagai inisiator dibangunnya PAUD Kasih Bunda. Sekolah khusus anak usia dini pertama di desa Tanjung yang dibangun murni swadaya masyarakat.

Diceritakan isteri dari Asim ini, inisiatif pembangunan PAUD tersebut datang setelah dirinya mengikuti rapat di kabupaten Probolinggo untuk pembentukan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) pada 2010. Dalam forum tersebut dibahas, dalam kegiatan posyandu desa seringkali anak-anak hanya bermain. ‘’Dari situ terfi kir untuk membuat Taman Posyandu, yang akhirnya berkembang menjadi PAUD dengan dukungan pemerintah desa dan program PNPM,’’ tambahnya.

Selain sebagai pendidik, Suci juga tercatat aktif dalam aksi-aksi kesehatan melalui kegiatan PKK dan Posyandu Desa Tanjung. Dua masalah penting itu yakni pendidian dan kesehatan sepertinya yang sengaja dibidik Suci untuk turut mengembangkan desa Tanjung.

Menurut dia, semua itu tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan semua pihak di Desa Tanjung seperti pemuda dan aparatur desa serta pola koordinasi yang baik dan tujuan yang sama untuk  memajukan desa Tanjung.

Karena perannya di tengah masyarakat desa Tanjung tidak heran jika pegawai negeri sipil yang resmi diangkat pada 1999 ini seringkali turun lapangan untuk membantu masalah warga Desa Tanjung seperti mencari orang hilang sampai ke Malang dan Jember.

Dia cukup optimis warga Desa Tanjung akan semakin maju jika masalah pendidikan dan kesehatannya digarap dengan serius melalui kegiatan-kegiatan formal maupun non formal desa. ‘’Apalagi sekarang Desa Tanjung mendapat bantuan 1.000 buku dari Provinsi Jatim yang diletakkan di kantor desa,’’ujarnya.

Dari peran sertanya Desa Tanjung pada 2011 lalu meraih juara pertama Lomba desa tingkat Kabupaten Probolinggo, dan masuk terbaik ke IV lomba desa tingkat provinsi Jawa Timur. Meskipundengan sarana cukup terbatas,namun Desa Tanjung memiliki semangat dan komitmen kuat untuk mengembangkan masyarakat yang tingkat partisipasinya untuk pembangunan desa sangat tinggi.

 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.