Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur

Profil Desa

Desa Plangkrongan, Kec. Poncol, Kab. Magetan

Manusia Harus Mendapat Perhatian

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat jam dari Surabaya, sampailah pada satu desa bernama Plangkrongan, yang berjarak perjalanan kurang lebih 30 menit dari kota Magetan.

Memasuki desa ini kita akan disuguhi pemandangan yang cukup menakjubkan sekaligus sedikit menegangkan berupa hamparan perbukitan dengan rumput yang tumbuh subur menghijau, lereng-lereng yang berlekuk menegaskan kontur dataran tinggi serta ngarai yang elok di sekitar Gunung Lawu.

 

Dengan ketinggian 900-1.100 dpl menjadikan Plangkrongan berhawa sejuk serta vegetasi alamnya berupa pohon-pohon jati, cemara serta pinus yang menjulang tinggi, akan selalu mengiringi sepanjang perjalanan menuju ke desa tersebut. Kenikmatan belum cukup sampai di situ, mata kita akan dimanjakan lagi dengan berbagai macam tanaman hias serta toga yang sengaja ditanam di sepanjang jalan di wilayah Kecamatan Poncol ini. Desa ini terletak di bagian selatan lereng Gunung Lawu, tepatnya di utara Kecamatan Poncol. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bogarum, Kec. Plaosan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cileng, Kec. Poncol, sebelah timur berbatasan dengan Desa Selotinatah, Kec. Ngariboyo, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Alastuwo, Kec. Poncol. Desa Plangkrongan memiliki luas wilayah 782,995 ha dan terdiri atas empat  dusun, yaitu Dusun Jati, Dusun Keron, Dusun Beji dan Dusun Plangkrongan. Desa Plangkrongan ditempati 6.123 jiwa, dengan jumlah laki-laki 2.967 orang, penduduk perempuan 3.156, yang terbagi ke dalam 1200 Kepala Keluarga dan tersebar di 39 RT dan 4 RW.

Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bercocok tanam dengan bertani dan berkebun. Beternak sapi, ayam dan kambing juga mereka geluti, di samping berprofesi sebagai PNS, swasta, guru, berdagang, perajin dan pelayanan di bidang jasa. Desa Plangkrongan merupakan salah satu sentra industri dengan beberapa  home industry seperti anyaman, mebel dan kerajinan lainnya. Untuk  sentra pertanian dan perkebunan telah didukung oleh tingkat kesuburan lahan yang cukup tinggi sehingga cocok untuk pengembangan hasil produksi pangan dan tanaman industri lainnya, seperti cengkeh, durian dan jati. “Desa Plangkrongan merupakan salah satu desa yang sadar akan pentingnya kemajuan suatu negara melalui pembangunan nasional serta pembangunan daerah yang berbasis pembangunan desa,” kata Wartoyo, Kepala Desa Plangkrongan. Dikatakannya, pembangunan desa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, dalam hal ini masyarakat sebagai objek tetapi juga sekaligus sebagai subjek yang berperan aktif dalam pembangunan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Hal itu bisa dibuktikan dari banyaknya aktivitas yang dimiliki masyarakat Desa Plangkrongan, sehingga desa ini meraih banyak prestasi, di antaranya juara perlombaan desa. Tahun 2012. Melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/39/KPTS/013/2012 Desa Plangkrongan terpilih sebagai juara III dalam Perlombaan Desa tingkat Provinsi Jawa Timur. “Ini adalah prestasi yang luar biasa membanggakan bagi masyarakat Desa Plangkrongan khususnya, dan bagi masyarakat Magetan pada umumnya, karena telah berhasil mengangkat nama kabupaten di kancah perlombaan pembangunan masyarakat desa,” kata Hartoyo.   “Masyarakat Plangkrongan mempunyai kesadaran bahwa manusia harus mendapatkan perhatian yang sama dengan faktor-faktor pembangunan yang lain,” kata Wartoyo.


Sehingga dalam setiap proses pembangunan yang dilaksanakan, harus melalui musyawarah warga/masyarakat terlebih dahulu (bottom up planning). Keterlibatan masyarakat dari awal akan mendidik serta membangun rasa memiliki atau sense of belonging sehingga secara otomatis hasil dari pembangunan akan mereka jaga kelestariannya. Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan masyarakat Desa Plangkrongan sehingga dari tahun 2008 – 2009 jumlah lulusan SD mengalami kenaikan dari 2.065 menjadi 2067 siswa, SMP dari 704 menjadi 752 siswa, dan SMU sebanyak 132 menjadi 146 siswa, serta lulusan sarjana tercatat sebanyak 38 orang. Melalui pendidikan ini pula sebuah kesadaran untuk memikul tanggung jawab sebagai diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, hingga dunia akan terbentuk secara bertahap serta kontinyu. Sarana pendidikan di Desa Plangkrongan cukup memadai, yaitu dua PAUD, tiga TK, empat SDN, dan satu SMP satu atap. Ada satu kegiatan yang istimewa dilakukan oleh masyarakat Desa Plangkrongan dan sudah dilakukan secara turun-temurun, yaitu budaya ‘sambatan’. Sambatan ialah kegiatan gotong royong dalam membangun/merenovasi sebuah rumah. Bukan semata-mata menghemat biaya, melainkan lebih kepada memupuk rasa kebersamaan dalam diri masyarakat. Sepanjang tahun 2009 tercatat 29 kali dilaksanakan kegiatan pemugaran/pembangunan rumah yang melibatkan 351 orang. Sedangkan tahun 2010 tercatat sudah 35 kali kegiatan pemugaran/pendirian rumah yang mana tena-ga kerja gotong royong melibatkan 280 orang. Tidak kalah menariknya dengan sambatan, ternyata bu-daya gotong royong juga menular pada waktu masyarakat mengolah lahan pertaniannya. Mereka secara bergantian mengolah lahan bersama-sama dalam satu lahan secara bergantian dengan pindah ke lahan yang lain.(yudi)

-i-

 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.