Penjual Jajanan Lupis Bersyukur Karena Bantuan Jalin Matra

Jember - Hidup seorang diri dan harus mandiri menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh Bu Saodah (60th). Sepeninggal suaminya ia memang harus mampu mencari penghidupan sendiri. Namun itu bukanlah hal yang susah karena Saodah sudah terbiasa bekerja sendiri sejak suaminya sakit.

Ibu warga Desa Sumber Kalong Jember ini sebenarnya tak kenal lelah untuk hidup mandiri semenjak suaminya tak lagi menjabat sebagai Kades.  Suaminya tak mendapat dana pensiuanan, sementara suami yang sakit-sakitan membuatnya harus bekerja keras ekstra untuk memperbaiki ekonomi keluarga.

“Setelah sakit sekian lama suami meninggal dunia pada tahun 2011. Kalau bapaknya sudah tidak ada, masak mbah mau ngampung makan ke anak-anak? Kasihan”, ujarnya.

Saodah mempunyai warung sederhana di depan rumah. Warung itu ia gunakan untuk berjualan jajanan pasar dan makanan kecil lainnya. Setiap pagi Saodah memasak mie pangsit untuk di jajakan/ di jual di SD dan SMP di dekat rumahnya. Jika jualannya sudah habis maka beliau segera pulang untuk memasak beras ketan agar bisa di buat kue lupis yang dijual di warungnya yang sangat sederhana.

Sembari menunggu pelanggan yang akan membeli kue lupisnya, maka pekerjaan yang ia lakukan adalah membelah batu, berbekal palu besi dan karet ban yang sudah ada disamping warungnya, Saodah membelah batu menjadi batu koral. Pekerjaan yang sudah sangat biasa dilakukan oleh para perempuan di Desa Sumber Kalong.

Agar jualan Saodah semakin beragam, Program Jalin Matra Penanggulangan Feminisme Kemiskinan (PFK) Pemprov Jawa Timur pun memberikan bantuan. Dana bantuan ini digunakannya untuk menambah kebutuhan membuat jajanan dan memperbaiki warung sederhananya.

“Saya bersyukur karena ini bisa menjadi tambahan modal untuk kebutuhan jualan cemilan dan jajanan lainnya,” katanya.(mubaizah/red)