Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur
Senin, 20 Februari 2012 12:36

Kiat Pemberdayaan

 

Go Entrepreneurship 2012

Kelurahan Blabak memiliki perhatian khusus pada upaya pembangunan bidang ekonomi. Tahun depan, Kelurahan Blabak memiliki tekad mengembangkan seluruh potensinya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat secara mandiri dengan kemampuan entrepreneurship yang dimiliki warganya. Tekad tersebut tertuang dalam slogan “Go Entrepreneurship 2012”.

Menurut Lurah Blabak, Among Prasodjo SH, pembangunan ekonomi Kelurahan Blabak diarahkan untuk menggali potensi dan pemanfaatan lahan menuju kemandirian perekonomian, meningkatkan daya saing, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha serta pemanfaatan keunggulan kompetitif dengan selalu memperhatikan dampak bagi stabilitas ekonomi masyarakat.

Program One Village One Product (OVOP) dikembangkan di seluruh lingkungan Kelurahan Blabak guna mempercepat pertumbuhan industri kecil dan rumah tangga, dan meningkatkan keunggulan kompetitif masing-masing lingkungan. Adapun fokus pengembangan produk unggulan tersebut yaitu, lingkungan Bulurejo, sebagi sentra produk unggulan sulak/kemucing, Balekambang, sebagai sentra produk tanaman hias, Jegles, sebagai sentra produk seni ukiran kayu, dan Pagut, sebagai sentra produk bahan jamu tradisional dan batu bata.

“Harapan pada tahun 2012 Kelurahan Blabak dapat mendirikan sentra produk unggulan kelurahan yang rencananya akan dibangun di lapangan Lingkungan Jegles. Sentra ini diharapkan dapat meningkatkan promosi dan memudahkan akses pasar produk unggulan,“ harapnya.

Saat ini kata Among, sektor industri kecil dan rumah tangga tengah mengembangkan produk unggulan berupa sulak. Sulak Blabak menjadi ikon unggulan kelurahan bahkan Kota Kediri. Sulak dari bulu ayam yang terkenal halus, kuat dan berpenampilan menarik ini tersentra di Lingkungan Bulurejo dengan 40 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sekitar 256 tenaga kerja dengan klasifikasi 30 unit usaha rumah tangga beromset sekitar Rp 432 juta /tahun dan 10 unit usaha kecil dengan omset sekitar Rp 1,2 miliar/tahun.

Produk unggulan yang tak kalah hebatnya adalah industri bata merah yang tersentra di Lingkungan Pagut. Industri ini digeluti tidak kurang oleh 37 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sekitar 148 orang dengan omset rata-rata Rp 4,6 miliar /tahun. Tidak hanya memenuhi kebutuhan warga sekitar, industri bata merah juga untuk memenuhi permintaan pasar di Surabaya, Kota dan Kabupaten Kediri.

Budidaya jamur tiram juga menjadi alternatif usaha warga. Permintaan pasar yang cukup tinggi masih belum dapat terpenuhi sehingga sangat prospektif untuk dikembangkan. Beberapa wirausaha muda telah mengembangkan usaha ini sejak dua tahun terakhir. Hasil budidaya tersebut disamping dijual langsung juga diolah menjadi berbagai produk makanan yang menghasilkan nilai tambah seperti kripik jamur, sate jamur, botok jamur, dan produk lainnya. Tidak kurang rata-rata Rp. 140 juta /tahun diperoleh dari sektor usaha ini.

Selain beberapa industri rumah tangga di atas, industri yang tidak dapat dipandang sebelah mata perkembangannya adalah produksi bahan jamu tradisional, kerajinan ukiran kayu, produksi madu, telur asin, tahu kuning, aneka kripik dan lain sebagainya. Dari enam industri tersebut pada tahun 2009 warga Blabak mendapat pendapatan sebesar lebih dari Rp151 juta / tahun.

 

Atasi Dampak

Kelurahan Blabak mengarahkan perkembangan ekonomi ditunjang potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dibekali keterampilan untuk menggunakan Teknologi Tepat Guna di berbagai bidang.

“Upaya tersebut terbukti berhasil menata kualitas dan kuantitas perekonomian masyarakat. data Kelurahan Blabak menyebutkan, dalam kurun waktu 2009 hingga 2010, jumlah Keluarga Sejahtera (KS) 1, KS-2, KS-3, dan KS-3 plus di Blabak, mengalami kenaikan prosentase 9,1%,“ jelas Among.

Di balik capaian keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tersebut tentunya muncul dampak negatif seperti, pencemaran lingkungan, Rusaknya tatanan nilai-nilai sosial budaya, dan pengangguran sebagai konsekuensi logisnya, namun dampak tersebut selalu di upayakan untuk diminimalisir.

Dalam hal kerusakan lingkungan, pemerintah kelurahan beserta masyarakat membentuk Kader Lingkungan dan mensosialisasikan gerakan pemilahan sampah. Untuk kerusakan lingkungan akibat industri batu bata, pemerintah kelurahan bekerja sama dengan PT. Gudang Garam, Tbk merehabilitasi lahan dengan pengurukan kompos  (limbah PT Gudang Garam, Tbk yang telah diolah). Kelompok Tani juga berpartisipasi terhadap pelestarian lingkungan dengan mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik.

Selain lingkungan, hasil pembangunan ternyata juga masih berdampak kepada masyarakat dalam hal lapangan kerja. Salah satu penyebabnya adalah modernisasi alat produksi, ketatnya persaingan di dunia usaha dan pasar tenaga kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut seluruh elemen masyarakat dengan bahu membahu berupaya menekan tingkat pengangguran (baik pengangguran terbuka maupun terselubung) melalui proyek padat karya, pengembangan usaha-usaha ekonomi produktif dan pelatihan ketrampilan. Dari jumlah usia produktif 15 - 56 tahun, tercatat 70 orang tidak berkerja pada tahun 2009 dan menurun menjadi 56 orang pada tahun 2010. (sal/*)

 

Arsip

Pengunjung Online

Pengguna online 98 tamu
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari ini6269
mod_vvisit_counterKemarin197
mod_vvisit_counterMinggu ini6611
mod_vvisit_counterMinggu lalu12642
mod_vvisit_counterBulan ini33714
mod_vvisit_counterBulan lalu102118
mod_vvisit_counterTotal28957018

Pencarian

Kalender

April 2024
SSRKJSM
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930

Survey Polling

Bagaimana Kelengkapan Informasi Web DPMD Prov Jatim ?
 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.