Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur
Senin, 03 September 2012 09:25

Para produsen makanan olahan di Kab. Bangkalan, Madura, sejak beberapa tahun terakhir mampu memproses buah salak menjadi dodol. Pemrosesan buah salak itu mampu meningkatkan nilai tambah salak dibandingkan hanya menjualnya dalam bentuk buah segar. Selain itu, dapat mengatasi penurunan harga jual salak saat berlangsung panen raya. Kab. Bangkalan telah lama memiliki sentra tanaman salak yang dibudidayakan oleh masyarakat di beberapa desa. Bila musim panen salak tiba, maka hasil produksinya melimpah ruah bahkan sebagian terbuang percuma karena tidak terjual.

Untuk menghindari hal tersebut, kalangan wanita warga Kampung Morkolak, Desa Kramat, Kec. Kota Bangkalan mengakalinya dengan memproses menjadi dodol. Ternyata produk tersebut diminati konsumen dari Kota Bangkalan sendiri maupun daerah lain.Salah satu pembuat dodol yang menekuni usaha itu adalah Saniyah, 46 tahun, warga Morkolak. Dia memproses dodol sesudah melihat banyak buah salak terbuang percuma, karena tidak laku dijual.

”Saya prihatin saat melihat ibu-ibu pada pagi hari berangkat ke pasar untuk berjualan salak, tetapi sesudah siang membawa kembali dagangannya akibat tidak laku. Maka timbul pemikiran saya untuk mengubah buah salak menjadi dodol,” kata Saniyah, saat ditemui belum lama ini.

Untuk mewujudkan idenya,Saniyah berupaya mencari informasi tentang cara membuat dodol dari buah salak. Wanita paruh baya itu kemudian mengikuti pelatihan usaha kecil menengah (UKM) di Nganjuk, Jawa Timur, pada 2005.Dengan bekal pengetahuan yang didapat dari pelatihan tersebut Saniyah mulai menekuni pembuatan dodol salak, dengan membeli salak dari warga kampungnya untuk bahan baku. Dia membeli dengan harga standar yang berlaku di pasaran.”Yang saya manfaatkan tentunya buah salak yang masih segar langsung petik dari pohonnya di kebun, bukan salak yang telah busuk,” paparnya. Warga pemilik tanaman salak merasa senang hasil panennya dibeli Saniyah dengan harga standar. Sebaliknya, Saniyah pun senang bisa mendapatkan bahan baku salak berkualitas.

Tidak Sulit

Proses pembuatan dodol salak tidak terlalu sulit. Yang penting,harus mampu menyeleksi buah salak yang masih segar untuk bahan baku, supaya produk dodol yang dihasilkannya menjadi enak dan tidak kecut/masam.Setelah kulit salak dikupas, buah salak lantas dicuci hingga bersih dan direbus hingga lembek. Selanjutnya, diaduk menggunakan peralatan semi modern dengan beberapa bahan baku lainnya seperti gula pasir, ketan dan santan.

”Kami memanfaatkan alat pengaduk dodol bantuan Dinas Pertanian Jawa Timur yang kami peroleh pada 2006,” papar Saniyah.Peralatan tersebut berdiameter 0,5 meter mampu menampung 12 kg buah salak, 3 kg gula pasir, 2 kg ketan dan santan hasil perasan 20 biji kelapa. Pengadukan seluruh bahan baku itu berlangsung selama 6 jam.Adukan dodol salak yang telah dingin dipotong-potong sesuai ukuran kemasan plastik. Saniyah merasa bersyukur bisa membantu warga di kampungnya memanfaatkan salak yang tidak laku dijual menjadi dodol.

 

Arsip

Pengunjung Online

Pengguna online 210 tamu
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari ini3906
mod_vvisit_counterKemarin10982
mod_vvisit_counterMinggu ini45405
mod_vvisit_counterMinggu lalu46400
mod_vvisit_counterBulan ini118908
mod_vvisit_counterBulan lalu102118
mod_vvisit_counterTotal29042212

Pencarian

Kalender

April 2024
SSRKJSM
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930

Survey Polling

Bagaimana Kelengkapan Informasi Web DPMD Prov Jatim ?
 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.