Upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam memberdayakan peran perempuan dalam segala bidang terus mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Selain menerima penghargaan Anugerah Parahyta Ekapraya (APE) yang diserahkan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini pada akhir tahun 2011 lalu. Kini, dengan dukungan penuh dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pemerintah Kota Surabaya melaunching “Surabaya Kota Peduli Perempuan” belum lama ini.
Menurut Risma, selama ini banyak program yang telah dibuat Pemerintah kota Surabaya untuk meningkatkan kesejahteraan warga Surabaya. Salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. “Salah satu program yang dibuat Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Surabaya yakni dengan menggelar kegiatan Pahlawan ekonomi, dimana keg iatan tersebut mengajak kaum perempuan Surabaya untuk lebih kreatif dengan menghasilkan karya-karya yang dapat pasarkan,” ucapnya. Pemberdayaan perempuan ini awalnya, kata Risma berawal dari program Pemerintah kota Surabaya dalam pengentasan kemiskinan. “Untuk memaksimalkan sebuah keluarga, tidak bisa hanya mengandalkan suami tetapi istri juga harus bisa berperan aktif. Oleh karena itu, saya dan beserta jajaran saya menyusun suatu program dengan mengajak para ibu-ibu untuk mencari penghasilan tambahan. Tidak harus meninggalkan rumah, berkarya bisa dilakukan dimana saja tanpa meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri,” jelasnya. Selain itu, untuk pengentasan kemiskinan, Pemerintah Kota Surabaya juga telah mencanangkan Wajib Belajar 12 tahun yakni mulai dari ringkat dasar hingga tingkat atas.“Mulai tahun 2011, Pemkot telah mencanangkan Wajib Belajar 12 tahun mulai SD hingga SMA tanpa dipungut biaya, baik sekolah negeri maupun swasta. Pemkot juga telah menetapkan kuota bagi anak-anak dari keluarga miskin sebesar 5% untuk masuk ke sekolah negeri tanpa melalui tes. Hal ini kami lakukan, agar mereka lebih muda untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah,” tutur Risma. Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang sedang berhalangan hadir dan diwakilkan kepada Staf Ahlinya, Emmi Rahmawati menyebutkan bahwa kota Surabaya patut menjadi percontohan dalam berbagai hal, termasuk implementasi pelaksanaan 3 pengarustamaan, yakni : pengarustamaan pemerintahan yang baik, pengarustamaan pembangunan yang erkelanjutan dan pengarustamaan gender. “Hal ini ditunjukkan kota Surabaya dengan terus membangun kota menjadi kota yang modern, teratur, bersih, dan ramah lingkungan serta adanya kemauan kuat untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota yang peduli perempuan. Hal ini ditandai dengan keberhasilan dalam meraih berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun internasional. Untuk itu, saya ingin mengucapkan selamat bagi Walikota Surabaya dan seluruh jajaran serta seluruh masyarakat kota Surabaya atas keberhasilan mendapatkan penghargaan Anugerah Parahyta Ekapraya (APE). Ini merupakan bukti komitmen masyarakat Surabaya untuk mewujudkan kota yang peduli perempuan dan anak,” jelasnya. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat memberikan ciri khas yang belum dimiliki kota-kota lain. Menumbuh kembangkan semangat kepedulian terhadap perempuan serta upaya-upaya yang bersifat meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. (Sal)
|