Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur
Kamis, 22 Agustus 2013 15:50

Kembang Desa

Hj. Fadilah Mubarok, dengan keterampilannya menata kulit, bisa menghasilkan omzet jutaan rupiah. Bahkan dia mendapat pesanan dari salah satu hotel di Kuta, Bali, untuk menghias interior lebih dari 200 kamar hotel. Mulai dari handle pintu, rak televisi, kursi,dinding kamar, tempat tisue, botol sabun hingga wastafel terbuat dari kulit kerang. Bisa dibayangkan sendiri berapa omzet yang sudah dia kantongi.

 

 

Bisnis kulit kerang tidak bisa dianggap sepele. Dari barang yang remeh, wanita yang lebih dikenal dengan nama Hj. Mubarok ini tergolong berhasil meraup banyak keuntungan. Tapi, keberhasilan itu tidak begitu saja dia dapatkan. Kisah perjuangannya berawal dari tahun 1983. Meski hidup berkecukupan karena dibesarkan dari ayah yang mengabdi sebagai polisi tidak lantas membuat Hj. Mubarok berpangku tangan. Sejak kecil Hj. Mubarok sudah menunjukan bakat menjadi wiraswasta dengan berjualan kue-kue buatan ibunya.

Setelah menikah dengan pria yang dicintainya, H. Mubarok, Hj. Mubarok terdorong untuk giat bekerja membantu suami mengepulkan asap dapur. Muncullah ide membuat souvenir dari kulit kerang seperti korden, bros, kapal dll. “Dulu masih buat merak-merakan dari kulit kerang, dijual di pasir putih,” kata wanita yang harus membagi konsentrasi saat berjualan di lokasi wisata Pasir Putih Situbondo karena menjaga anak-anaknya yang masih kecil. Satu buah souvenir merak dulunya dijual seharga Rp 250 dan kini harganya sudah menjadi Rp 5000 per buah.

Usaha itu dia lakoni dengan penuh ketelatenan. Setiap kali ada ide, wanita yang sudah memiliki anak sejak usia 16 tahun ini langsung mengaplikasikannya dengan cangkang-cangkang kerang. Model dari karyanya terus berkembang dan menurut pengakuan Hj. Mubarok, peminatnya tidak pernah sepi. Asbak, gantungan kunci, variasi piring beraneka bentuk, tempat shampo, tempat sabun cair, tirai kerang dan lainnya sanggup menawarkan keindahan interior rumah. Tempat tisu, botol sabun cair dan wastafel merupakan barang yang paling banyak diminati pembeli. “Pasir Putih tempat wisata, dulu orangnya juga masih awam, jadi enaknya buat kerang. Tahu kalau enak, kerja saya jadi semangat,” urainya.

Makin Banyak Pesanan

Bisnis Hj. Mubarok yang dinamai UD. Putra Tenang ini makin berkembang, menyusul dengan santernya nama Hj. Mubarok dalam kerajinan kulit kerang. Pesanan pun datang dari penjuru daerah. Souvenir buatan ibu dua anak ini lebih banyak diburu untuk dijual kembali atau untuk diikutkan pameran di Jakarta. Sebut saja toko-toko souvenir di kawasan obyek wisata Pasir Putih Situbondo yang sudah menjadi pelanggannya, termasuk toko-toko di kawasan wisata Bali, Pantai Pangandaran, Pantai Popoh, Jakarta, dan lainnya. Wanita asal Gresik ini juga punya pelanggan dari Chili, Korea dan negara lain. “Kalau misternya yang dari Chili ke sini, dia pilih-pilih barang terus saya kirim lewat cargo di Bali,” ujar Hj. Mubarok yang sempat tertawa malu saat ditanya apakah bisa berkomunikasi menggunakan bahasa asli Chili.

Harga yang ditawarkan untuk kerajinannya bermacam-macam. Dinding kerang ukuran 2,10 meter x 1,60 meter harganya Rp 250 per sentimeter atau sekitar Rp 3,5 juta hingga 4 juta, sedangkan meja kerang seharga Rp 2,5 juta, untuk meja ukuran 50 sentimeter harganya Rp 1,5 juta. Harga jual produknya ini juga bergantung pada jenis kerang yang digunakan. Wanita yang tinggal di Jalan Raya Pasir Putih, Pandasari, Situbondo, ini mencontohkan untuk harga kulit kerang mutiara Rp 30.000 per kilogram. Hj. Mubarok biasanya memesan bermacam jenis kulit kerang, seperti kerang mabe, kopang, simping dll, sebanyak 1-2 kuintal hingga 10 ton.

Guna memenuhi permintaan pasar yang terus bertambah, wanita yang sudah naik haji dua kali dari hasil bisnis kerajinan kulit kerang ini tidak bisa mengerjakannya seorang diri. Kini dia sudah dibantu oleh 30 orang karyawan yang merupakan warga sekitar rumahnya dan warga asal Bondowoso. Karyawannya lebih banyak menangani dibagian produksi mulai dari pemotongan hingga menyusun kulit kerang. Hj. Mubarok juga masih aktif membuat kerajinan sekaligus mengontrol hasil kerja karyawannya. Anaknya kini telah mengikuti jejaknya menjadi pengrajin kulit kerang. Ini yang membuat Hj. Mubarok sudah bisa membagi pekerjaan dengan anaknya. Dalam satu bulan, ibu dari Hj. Puji Astutik dan Dedi Endi bisa menghasilkan 200 kotak tisu yang cantik, dan ratusan souvenir lainnya.

Atas jasa kerja karyawannya, Hj. Mubarok memberi honor kerja Rp 50.000 per dinding, jika sampai fnishing honor menjadi Rp 125 ribu per dinding. Biasanya, karyawannya bisa menyelesaikan 3 dinding dalam sehari. Sedangkan meja ukuran 1 meter dihonori Rp 175 ribu.

Belakangan ini rumah yang juga workshop Hj. Mubarok terlihat makin sibuk. Pasalnya, dia mendapat Order salah satu calon hotel di Kuta, Bali untuk mengisi interior 203 kamar yang seluruhnya terbuat dari kulit kerang. Nenek 4 cucu ini harus menjalani kontrak kerjasama ini dengan waktu yang singkat. Ketika ditanya berapa keuntungan dari kontrak tersebut, dia hanya tersenyum merahasiakan.(re)

 

Arsip

Pengunjung Online

Pengguna online 79 tamu
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari ini342
mod_vvisit_counterKemarin10118
mod_vvisit_counterMinggu ini342
mod_vvisit_counterMinggu lalu66696
mod_vvisit_counterBulan ini29450
mod_vvisit_counterBulan lalu176683
mod_vvisit_counterTotal29129437

Pencarian

Kalender

Mei 2024
SSRKJSM
12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031

Survey Polling

Bagaimana Kelengkapan Informasi Web DPMD Prov Jatim ?
 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.