Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur

Saman adalah nama sejenis tarian dari Sumatera,atau judul novel Ayu Utami, tetapi di Kabupaten Magetan saman adalah nama varietas durian yang kini menjadi primadona. Orang menyebutnya durian saman. Durian ini cikal bakalnya dari Desa Plangkrongan,Kecamatan Poncol, yang memang berada di daerah perbukitan dengan ketinggian di atas 1000 dpl.

Durian saman yang berkualitas tinggi ini memiliki ciri-ciri yang bisa dilihat dari daging buah yang tebal, biji kempes, daging buah tidak lengket, aroma yang tidak kuat, warna daging buah yang lebih merah, buah dapat diperam tanpa mengurangi kualitas, dan mampu menyerbuk sendiri.

 

Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Magetan bersama dengan UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur mengajukan varietas durian saman ini ke Kementrian Pertanian untuk didaulat/dirilis menjadi varietas unggul nasional. Di Desa Plangkrongan sebetulnya ada durian tawing yang sebelumnya juga sudah dirilis sebagai durian unggulan sejak 2010.

Durian saman memiliki warna daging kuning cerah, rasanya manis dan legit, daging buahnya cukup tebal, jumlah bijinya sedikit, teksturnya kesat dan punel, lalu buahnya berbentuk bulat lonjong dengan durinya yang besar, pendek serta jarang. Durian ini pernah diikutkan lomba yang diadakan oleh BPTP tahun 2009 dan mendapatkan juara IV  tingkat Provinsi Jawa Timur.

Mengapa dinamakan durian saman? Ternyata mempunyai histori tersendiri bagi masyarakat Plangkrongan. Pada mulanya penduduk Desa Plangkrongan mempunyai pohon durian yang ditanam di pekarangan rumah masing-masing. Pada waktu panen mereka saling mencoba satu sama lain untuk mencicipi dan ternyata durian milik Pak Saman, salah seorang penduduk Plangkrongan, yang paling unggul, baik aroma,rasa, serta daging buahnya.

Setelah pohon durian Pak Saman melewati beberapa kali panen dan hasilnya masih tetap unggul, maka warga Desa Plangkrongan berinisiatif untuk menyamakan rasa durian di desanya. Ini karena setiap kali panen rasanya berbeda-beda sehingga harga di pasaran jatuh karena kualitas dan rasa yang berbeda-beda tadi. Pohon durian itu secara kebetulan ditemukan oleh Pak Saman tumbuh alami di  pinggir tebing.

“Dengan memakai pohon Pak Saman sebagai masternya maka tercetuslah ide menamakan durian itu dengan nama durian saman, lalu diikuti dengan penyeragaman pohon durian. Program ini bernama top working dan pengembangannya sudah jalan 3 tahun yang lalu, dari satu pohon master itu dibuat semacam cangkok di beberapa tangkai pohon dan setelah siap tanam, yang ditandai dengan munculnya akar-akar, baru kemudian dipotong untuk dijadikan sebagai bibit durian saman. Dengan cara seperti itu pula tanaman induk akan terangsang untuk mencari tambahan nutrisi melalui akarnya. Begitu seterusnya sampai menghasilkan bibit durian saman yang sangat banyak,” kata Wartoyo,Kepala Desa Plangkrongan.

Dalam menghasilkan benih/bibit durian saman, ada semacam kelompok tani yang menangani persemaian. Durian saman dikembangkan dari galur unggul setelah melakukan seleksi terhadap 21 Vari etas asli Magetan. Sekarang Desa Plangkrongan mempunyai ribuan pohon durian saman. Kalau dihitung, 1 KK atau 1 rumah tangga di Desa Plangkrongan mempunyai sedikitnya empat pohon durian. Sedangkankan di Plangkrongan sendiri terdapat 1.200 KK, dengan demikian ada sekitar 4800an pohon durian. Masa panen dalam satu musim selama satu tahun, biasanya pada Januari-Februari, dengan hasil buah antara 100 sampai 400 biji per pohon. Dalam enam kali panen ternyata Desa Plangkrongan mengalami gagal panen sebanyak tiga kali.

Harga satu biji durian saman berkisar antara Rp 25 ribu – Rp 75 ribu buah. Saat panen banyak pengijon yang datang menebas durian milik warga. Sejauh ini durian saman dijual di sekitaran Magetan dan selalu habis setiap musim panen. “Warga tidak perlu susah-susah menjual, karena begitu panen sudah dibeli pengepul,” kata Wartoyo. Pasar durian saman memiliki peluang yang cukup menjanjikan, di samping harganya yang cukup menguntungkan, varietas ini digadang-gadang menjadi varietas unggul nasional sebagai buah unggulan Kabupaten Magetan.

Lutfi  Bansir, peneliti dari Universitas Brawijaya Malang, mengatakan, durian saman layak dikembangkan menjadi unggulan nasional. “Ketika kami baru pertama kali menemukan usia durian plangkrongan sudah 80 tahun. Kemudian kami membawa ke Durian Research Centre di Unibraw. Hasilnya bahwa durian plangkrongan layak dikembangkan menjadi unggulan nasional,” kata Lutfi.

Menurut Lutfi , durian plangkrongan mempunyai kelebihan biji kempes, rasa grade empat sehingga sangat enak dimakan, warna kuning cenderung cerah dan ejibel di atas 22 %.(yudi)


 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.