Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur

Profil Kelurahan

Kelurahan Nambangan Kidul
Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.


Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, boleh dibilang sudah menjadi kota dengan permasalahan yang cukup kompleks. Kelurahan ini secara fisik cukup padat, baik bangunan maupun jumlah penduduknya. Bangunan baru bermunculan, termasuk perumahan baru.

Kelurahan Nambangan Kidul menempati lahan seluas 102,864 hektar yang dihuni oleh 9.728 jiwa atau 2.728 KK. Mereka tersebar di 46 RT dan 15 RW. Sebagian lahan yang ditempati sekitar 15 hektar berupa lahan pertanian jenis padi dan palawija. Lokasi Kelurahan Nambangan Kidul berpotensi menjadi kawasan yang menghasilkan secara ekonomi karena beberapa hektar lahannya dipilih menjadi lokasi Akademi Kereta Api yang dibangun Kementerian Perhubungan, dan satu-satunya calon hotel mewah di Kota Madiun yakni Hotel Aston.

Kelurahan Nambangan Kidul bersebelahan dengan Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, sebelah timur Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, utara dengan Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Mangunharjo, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman.

Sebagai daerah perkotaan dengan permasalahan yang kompleks dan masyarakat yang heterogen, cukup disadari dan telah diantisipasi oleh masyarakat Nambangan Kidul, khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam PKK. Sejumlah kegiatan pembinaan rumah tangga dan remaja di kelurahan ini berjalan. Demikian juga untuk mengurangi konflik rumah tangga. Salah satunya melalui Pos Curhat.

Dikatakan oleh oleh Ketua Tim Penggetak PKK Kelurahan Nambangan Kidul, Yeni Purnawati, Pos Curhat di Kelurahan Nam bangan terbentuk mulai dari RT, RW, dasawisma hingga tingkat kelurahan. Pos Curhat di masing-masing tingkatan ada pengurusnya. Misalnya Pos Curhat untuk tingkat RT, RW dan dasawisma ada ketua dan sekretarisnya. Sedangkan Pos Curhat untuk tingkat kelurahan pengurusnya terdiri atas ketua, sekretaris, bendara, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Pos Curhat ini menampung dan mencarikan solusi berbagai masalah yang dihadapi warga Kelurahan Nambangan Kidul, khususnya rumah tangga. “Jika di tingkat RT atau RW tidak bisa diselesaikan maka dibawa ke Pos Curhat di tingkat kelurahan. Jika masih tetap tidak menemukan penyelesainnya maka dibawa ke Pos Pelayanan Terpadu,” kata Yeny dengan didampingi Kepala Kelurahan Nambangan Kidul, Ir. Muntoro Danardono.

Diakui oleh Yeny, sejauh ini hampir tidak ada permasalahan ru mah tangga warga Nambangan Kidul yang sampai dibawa ke Pos Curhat. Kalaupun ada itu pun kebanyakan karena suami minum-minuman keras, pergi tidak pamit dan tidak pulang. “Di luar itu tidak ada, termasuk KDRT tidak ada,” ujar wanita kelahiran Kalimantan ini.

Bagaimana kalau warga yang berseteru tidak mengadu ke Pos Curhat karena malu? “Kita ini bertetangga, bahkan boleh dibilang satu tembok, kalau ada apa-apa dengan tetangga pasti dengar. Informasi pasti cepat sampai. Saya rasa kalau ada apa-apa dengan tetangga pengurus Pos Curhat pasti tahu,” kata Yeni.

Untuk meminimalisasi konflik rumah tangga, kata Yeny, perangkat Kelurahan Nambangan Kidul tidak hanya menunggu bola. Mereka, dengan melibatkan Kepala Kelurahan Nambangan Kidul, aktif melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya harmonisasi rumah tangga. Sosiali sasi ini di antaranya melalui forumforum pengajian, rapat RT/RW dan rapat PKP. Karena itu Yeny berani menjamin konflik rumah tangga di Kelurahan Nambangan Kidul relatif kecil.

Sedangkan dari sisi ekonomi, perangkat Kelurahan Nambangan Kidul terus melakukan pemberdayaan ekonomi kepada warganya, di antaranya melalui pembinaan perajin batik dan pelatihan serta permodalan bagi usaha yang lain. Dikatakan oleh Yeny, sejauh ini ada lima warganya yang terjun sebagai perajin batik, setelah mereka mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan oleh Disperindag Kota Madiun. Selain mendapat pelatihan membatik mereka juga mendapat bantuan peralatan. Sejauh ini mereka memang baru taraf merintis usaha batik. "Kekurangan mereka yaitu pada mencelup. Mereka belum mengusai,” kata Yeny. Kegatan membatik ini masuk dalam Pokja II PKK Kelurahan Nambangan.

Usaha batik ini selaras dengan program Pemkot Madiun, yaitu batik khas Kota Madiun, yang motifnya perpaduan antara segar dan harum. Batik khas Kota Madiun diusahakan diproduksi oleh ibuibu di lingkungan Kota Madiun. Di Pemkot Madiun sendiri setiap hari Kami dan Jumat pegawai diharuskan memakai batik. Hari Kamis memakai batik motif lokal, sedangkan hari Jumat batik hasil pengadaan Pemkot Madiun. Dengan demikian perajin batik di wilayah Kota Madiun bisa untung.

 

Jimpitan

Gotong royong membangun kelurahan diterjemahkan dalam tradisi jimpitan, atau partisipasi masyarakat melalui pengumpulan dana yang dihimpun setiap harinya. "Dahulu jimpitan adalah sumbangan masyarakat berupa beras yang hasil penjualannya diserahkan untuk pembangunan kelurahan," kata Kepala Kelurahan Nambangan Kidul, Muntoro Danardono.

Sumbangan tempat jimpitan bia sanya diletakkan di depan semua rumah warga, berupa kotak kecil atau sejenisnya yang diambil setiap hari oleh petugas khusus dari kelurahan. Nilai jimpitan yang dimasukkan dalam kotak tersebut beragam, rata-rata sekitar Rp 500 hingga Rp 20.000, tergantung keadaan ekonomi warga setiap harinya. ‘’Dana hasil jimpitan itu dikelola masing-masing RT untuk dana pembangunan maupun kegiatan,’’ terang Lurah yang menjabat sejak 2011 itu.

Dana yang diperoleh dari jimpitan itu pun tidak sedikit. Menurut Lurah yang pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Unit Pemukiman Transmigrasi Kabupaten Kapuas ini, setiap bulan, dana yang terkumpul bisa lebih dari Rp 27 juta lebih. Jumlah itu dengan asumsi, setiap RT mengumpulkan Rp 20 ribu setiap malam. Sementara jumlah RT di Kelurahan Nambangan Kidul mencapai 46 RT. Karena mengelola dana yang relatif besar, para pengurus RT membentuk tim khusus berseragam untuk mengambil jimpitan tersebut setiap tengah malam.

Muntoro sangat bersyukur dapat melestarikan tradisi positif ini di kelurahannya. Dana tersebut dinilainya cukup membantu untuk memenuhi biaya pembangunan dan subsidi sejumlah kegiatan di kelurahannya seperti PKK, Karang Taruna, dan sejumlah kegiatan sosial lainnya. “Yang membuat masyarakat semangat untuk mengisi jimpitan ini salah satunya karena pengelolaan dana jimpitan sangat transparan,” kata Ketua RT 07 RW 03, Hariyono.

Salah satu kegiatan program yang juga disubsidi oleh dana jimpitan itu di antaranya kegiatan Posyandu. Di Kelurahan Nambangan Kidul terdapat 12 posyandu balita, 7 posyandu lansia yang aktif. Dukungan dana dari Pemerintah Kota Madiun untuk kegiatan posyandu tersebut hanya Rp 55 ribu. Jumlah itu dirasa belum cukup untuk mengcover semua kegiatan. Di sini bantuan dana dari jimpitan sangat dibutuhkan demi mendukung program pengembangan kesehatan melalui posyandu.

Tidak cukup hanya melaporkan dana jimpitan secara transparan kepada masyarakat untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Pendekatan secara formal maupun informal harus tetap dilakukan secara rutin. Muntoro mengaku kerap turun ke tengah masyarakat untuk menjaga keakraban dan pendekatan. Selain itu, secara tidak langsung juga dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat kelurahan tentang berbagai hal yang tidak sempat disampaikan secara formal kepada kelurahan.

Tahun ini, Kelurahan Nambangan Kidul terpilih sebagai kelurahan terbaik dalam lomba kelurahan tingkat Provinsi Jawa Timur. Muntoro mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk menyambut lomba kelurahan tersebut. “Apa yang kami lakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam segala hal seperti kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Bukan untuk menyambut lomba kelurahan,” tegasnya.

Seperti dalam bidang pendidikan, pihaknya sangat mendukung program pemerintah Kota Madiun yang menggratiskan sekolah sampai kelas 12 kepada warga miskin. Termasuk untuk memenuhi kebutuhan seragam dan buku. Karena kebijakan tersebut pihaknya bahkan sampai kewalahan menangani perpindahan penduduk ke wilayahnya. Karena warga di luar Kota Madiun akhirnya memilih tinggal di Kota Madiun demi mendapatkan program sekolah gratis 12 tahun.(res)

 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.