Selamat Datang di Website resmi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur

Profil UKM

Cuaca panas membuat keuntungan tersendiri buat keluarga Ibu Aliyah. Pemilik usaha rumahan yang memproduksi kembang gula dan kerupuk merk Idola itu, mengandalkan proses produksinya pada sinar matahari, hingga sukses meraup untung Rp. 100 juta tiap bulannya.

Hijrah dari kampung halamannya di Malang, sempat menjadi dilema buat keluarga Alfiyah. Berbekal uang Rp. 25 juta, ibu dua anak itu, memulai hidup barunya di Desa Prejekan, Bondowoso, dengan merintis usaha kerupuk. Sayangnya, usaha olahan makanan yang sudah turun-temurun dijalani keluarga besarnya di Malang, justru merugikan Ibu Alfiyah. “Saya baru merintis bikin kerupuk jadi belum punya langganan jadi rugi,” kenang perempuan berusia 45 tahun itu.

 

Meskipun sempat berencana pulang kampung, beruntung keinginan itu segara digagalkan Alfiyah. Dengan penuh keuletan tak terasa 8 tahun sudah ibu dua anak itu menjalankan bisnis kerupuk merk Idola, yang meraup untung Rp. 10 juta tiap minggunya.

Kini, Alfiyah pun mengembangkan usahanya de ngan memproduksi kembang gula, yang ia pasarkan hingga ke Pulau Dewata, Bali. “Saya dikasih lihat kembang gula dari hajatan pengantin. Saya ditanya bisa nggak buat kembang gula bahannya dari kelapa, gula dan pewarna makanan. Ya, saya jawab bisa. Sejak itu saya langsung memproduksi kembang gula yang dipa kai buat sembahyangan di Bali,” jelas Alfiyah sembari menunjukkan proses produksi pembuatan kembang gula.

 

Omset Rp 100 Juta per Bulan

Hanya dengan memasak campuran parutan kepala, gula dan pewarna makanan, siapa sangka jika Alfiyah bisa meraup untung hingga 100 juta per bulan. Dalam satu hari, produksi kembang gula menghabiskan 200 butir kelapa, gula setengah kwintal dan pewarna makanan. Bila cuaca cerah, Alfiyah yang dibantu 7 orang karyawannya sanggup memproduksi 500 kembang gula. Butuh waktu 3 hari untuk proses penjemuran kembang gula yang dipasarkan ke Bali untuk kebutuhan sembahyangan. “Pro ses dijemur selama 3 hari harus betul-betul kering, jadi kembang gula awet selama 2 bulan,” ujar Alfiyah.

Meraup banyak untung, tak lantas membuat Alfiyah lupa dengan sesama. Terbukti, ia bersama suami dan kedua putra-putrinya, melibatkan para tetangga untuk produksi kerupuk dan kembang gula Idola. “Ada 14 orang yang kerja sama saya. Senang bisa mengajak tetangga yang nganggur untuk kerja karena permintaan terus meningkat. Sekarang saya dan suami juga berencana buka cabang, masih cari tempat baru yang tetangganya bisa diajak bekerja,” urai Alfiyah.

Sayangnya, ditengah meningkatnya permintaan kembang gula dan kerupuk Idola, Alfiyah masih bekerja secara manual. Contohnya saja dalam urusan mengupas batok kelapa hingga menjadi parutan kelapa dikerjakan secara manual, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. “Sekarang masih punya satu mesin parutan kelapa, satu jam bisa memarut kelapa hingga 25 butir. Ke depannya saya butuh bantuan untuk mendapatkan alat parutan kelapa dan mengupas batok kelapa, jadi lebih cepat kerjanya mengingat banyak pesanan,” ujar Alfiyah. (adam, yas)

 
Copyright © 2009 - 2024 DPMD Provinsi Jawa Timur All Rights Reserved.